Banyak sich … orang yang dah mencoba melamarnya … baik dari desa sendiri ataupun dari luar sana. Tapi entah kenapa … tak satupun lamaran dia terima. Maklum selain cantik, gadis itu berakhlak baik. Out-er beauty plus in-er beatury .. mungkin bahasa lainnya seperti itu. Dia dikenal satu-satunya gadis elegan di desaku.
Dengan gadis itu aku hanya bisa mencuri-curi pandang, maklum GD … lawannya PD. pernah saat memandangnya … kulihat senyum tipis di bibirnya .. dan itu buat aku lemes jiwa dan raga. Hghghhg … Ya Allah ini fenomena rasa apa ??? kayak nano-nano.
Tapi siapakah aku??? Hmmm …. Terlalu tinggi jika aku menghayalkan dirinya menemani jalan hidupku, yang nggak karuan … abis gitu … nggak jelas masa depan :D. Kupendam semua gejolak rasa yang menyelimuti ruang hatiku. Tapi mau apa? Bagai ingin menggapai bintang saja.
Waktu terus berputar … tok-tok-tok … Assalamu’alaikum seorang Pria yang suaranya tidak asing di telingaku … Wa’alaikum salam jawabku … kubuka pintu .. dan betapa kaget diriku … dia tidak datang sendirian … tapi dia bersama ….
Tak bisanya dia datang bersama adiknya … oh mungkin sekedar mampir dan kasih info mau ikut pengajian nggak .. di sini ..tanggal ini … jam ini … seperti biasanya. Tapi aku heran .. aku sering nggak memenuhi ajakannya … tapi tetep aja dia nggak bosan-bosan, kadang aku berpikir … siapa sih yang membayarnya.. Tambahan lagi … bukan hanya aku yang sering diperhatikannya … yang lain juga.
Iyya Mz besok aku akan datang, acaranya dimana Mz, hari apa dan jam berapa. Dengan penuh semangat dan kehangatan kusapa dia yang sebelumnya tidak aku begitukan. oh iya .. maaf masuk dulu Mz. Dengan menyimpan rasa deg-deg-an … karena ada dia hghghgh “hati tak karuan mode is on”.
Setelah terduduk dengan suasana tenang … pria itu memulai berbicara … Put … aku kesini bukan untuk masalah itu … aku kesini ingin menyampaikan suara hati adikku kepadammu … intinya dia suka sama kamu … dan kedatangan kami kemari … ingin jawaban dari kamu … apakah kamu siap menikahinya ???
Sejenak nafasku terhenti … tertarnya di otakku … ini nyata atau mimpi ??? Put … kamu siap menikahinya atau tidak … kembali aku tersadar ….
bidadari itu melamarku … “kroscek” … Heran … Hanya gara-gara dia membaca tulisanku, yang iseng aku tempelkan di “wall” masjid “Andai aku bisa tertidur seribu tahun lamanya … dan terbangun mendapati segalanya berbeda … dengan pikiran yang belum pernah memikirkan, dengan hati yang belum pernah mersakan dan raga yang belum pernah ternoda … ya Allah … dengan apa kualihkan semua rasa” dia jatuh hati padaku … Aneh …
Satu hal lagi yang membuat aku tak berani menghayalkannya … selain nggak pinter agama, raga ini dah teracuni narkoba … otak nich dan bebel … nggak bisa berpikir cemerlang. Tapi lalu-lalang kehidupan .. menyadarkan aku arti masa depan.
Aku masih saja terdiam terpaku … jawaban apa yang harus kuberi … tiba-tiba terdengar suara …Hen mbok nek tipine ora didelok ki dipateni* … gubraks … suara itu menghilangkan semuanya iyya suara itu menamatkan sebuah cerita yang melambung saat aku terduduk di jendela memandang tingginya langit di angkasa. .
*Hen “panggilan simbok aku pada aku” kalau TV nya nggak ditonton, dimatikan saja … maklum simbok … nggak bisa membedakan kompi dengan tivi hghghgh … “hati tak karuan mode is off” panggilan itu membubarkan lamunan yang aku bangun di otakku. Padahal belum sampai ke nikah :D… udah tersadar duluan hikz-hikz-hikz …
heniputra bidadari itu melamarku
Dengan gadis itu aku hanya bisa mencuri-curi pandang, maklum GD … lawannya PD. pernah saat memandangnya … kulihat senyum tipis di bibirnya .. dan itu buat aku lemes jiwa dan raga. Hghghhg … Ya Allah ini fenomena rasa apa ??? kayak nano-nano.
Tapi siapakah aku??? Hmmm …. Terlalu tinggi jika aku menghayalkan dirinya menemani jalan hidupku, yang nggak karuan … abis gitu … nggak jelas masa depan :D. Kupendam semua gejolak rasa yang menyelimuti ruang hatiku. Tapi mau apa? Bagai ingin menggapai bintang saja.
Waktu terus berputar … tok-tok-tok … Assalamu’alaikum seorang Pria yang suaranya tidak asing di telingaku … Wa’alaikum salam jawabku … kubuka pintu .. dan betapa kaget diriku … dia tidak datang sendirian … tapi dia bersama ….
Tak bisanya dia datang bersama adiknya … oh mungkin sekedar mampir dan kasih info mau ikut pengajian nggak .. di sini ..tanggal ini … jam ini … seperti biasanya. Tapi aku heran .. aku sering nggak memenuhi ajakannya … tapi tetep aja dia nggak bosan-bosan, kadang aku berpikir … siapa sih yang membayarnya.. Tambahan lagi … bukan hanya aku yang sering diperhatikannya … yang lain juga.
Iyya Mz besok aku akan datang, acaranya dimana Mz, hari apa dan jam berapa. Dengan penuh semangat dan kehangatan kusapa dia yang sebelumnya tidak aku begitukan. oh iya .. maaf masuk dulu Mz. Dengan menyimpan rasa deg-deg-an … karena ada dia hghghgh “hati tak karuan mode is on”.
Setelah terduduk dengan suasana tenang … pria itu memulai berbicara … Put … aku kesini bukan untuk masalah itu … aku kesini ingin menyampaikan suara hati adikku kepadammu … intinya dia suka sama kamu … dan kedatangan kami kemari … ingin jawaban dari kamu … apakah kamu siap menikahinya ???
Sejenak nafasku terhenti … tertarnya di otakku … ini nyata atau mimpi ??? Put … kamu siap menikahinya atau tidak … kembali aku tersadar ….
bidadari itu melamarku … “kroscek” … Heran … Hanya gara-gara dia membaca tulisanku, yang iseng aku tempelkan di “wall” masjid “Andai aku bisa tertidur seribu tahun lamanya … dan terbangun mendapati segalanya berbeda … dengan pikiran yang belum pernah memikirkan, dengan hati yang belum pernah mersakan dan raga yang belum pernah ternoda … ya Allah … dengan apa kualihkan semua rasa” dia jatuh hati padaku … Aneh …
Satu hal lagi yang membuat aku tak berani menghayalkannya … selain nggak pinter agama, raga ini dah teracuni narkoba … otak nich dan bebel … nggak bisa berpikir cemerlang. Tapi lalu-lalang kehidupan .. menyadarkan aku arti masa depan.
Aku masih saja terdiam terpaku … jawaban apa yang harus kuberi … tiba-tiba terdengar suara …Hen mbok nek tipine ora didelok ki dipateni* … gubraks … suara itu menghilangkan semuanya iyya suara itu menamatkan sebuah cerita yang melambung saat aku terduduk di jendela memandang tingginya langit di angkasa. .
*Hen “panggilan simbok aku pada aku” kalau TV nya nggak ditonton, dimatikan saja … maklum simbok … nggak bisa membedakan kompi dengan tivi hghghgh … “hati tak karuan mode is off” panggilan itu membubarkan lamunan yang aku bangun di otakku. Padahal belum sampai ke nikah :D… udah tersadar duluan hikz-hikz-hikz …
heniputra bidadari itu melamarku