Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
Kalau ku hidup suci tidak turut dunia
Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
Aku dapat lirik itu saat nonton acara rohani di salah satu TV swasta. Aku tidak tahu apakah Kristen atau Katholik … sampai sekarang aku
juga nggak bisa membedakannya. Lagi pula lagu itu diputra eh diputra mentang-mentang namanya heniputra … maksudnya diputar waktu acara habis. Lagunya asyik, di tambah lagi ada pesan moral yang bisa direnungkan. Ku tahu Tuhan pasti buka jalan kalau kuhidup suci tidak turut dunia.
Walau begitu saya tidak akan bermanis mulut dengan mengatakan semua agama itu benar. Sama sekali tidak. Bukan berarti ini anti toleransi, coba bayangkanlah jika semua agama benar, tapi bisakah?. Jika muncul pertanyaan “terus mengapa di dalam Al-Qur’an itu dijelaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama” … ya karena memang tak ada paksaan dalam beragama titik, sekarang koma “artinya beragama itu pilihan, dan pilihan itu akan dimintai pertanggungjawaban titik lagi. Bagimu agamamu, bagiku agamaku, kita tetap menjalin hubungan baik, meski sesungguhnya aku mencintaimu dan tak ingin kamu terluka, apalagi terluka karena panasnya neraka.
Kembali ke lirik lagu, lagu itu mengingatkan aku akan pesan Nabi tentang dunia yaitu ketika beliau berjalan-jalan bersama para sahabatnya dan di tengah jalan mereka melihat bangkai seekor anak kambing yang memiliki telinga kecil, pokoknya beda dengan telinga-telinga kambing pada umumnya, apalagi dengan telingaku, wuihhh jelas keren kuping akulah. Ditambah lagi di pinggir atas daun telingaku itu ada titik lubang yang menurut isyarat menandakan orang cerdas, halaaah.
Lalu Nabi berkata pada para sahabatnya: “Siapakah diantara kalian yang suka membeli bangkai ini dengan sedirham?” Mereka serentak menjawab: “Kami tidak menyukainya, untuk apa bangkai itu?”, mendengar jawaban demikian beliau bertanya lagi: “Sukakah kalian seandainya bangkai ini diberikan kepada kalian?” Mereka menjawab: “Demi Allah, seandainya masih hidup binatang itupun cacat, yakni kecil telinganya, apalagi ia sudah menjadi bangkai”.
Beliaupun lalu berkata: “Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah melebihi hinanya bangkai ini dalam pandanganmu”. (HR. Muslim).
Allah berkata: “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut: 64)
Nampaklah, betapa kecil nilai dunia ini dibandingkan dengan nilai akhirat. Soooo … jalan mana yang hendak kamu tempuh? Kesucian atau sebaliknya.
Ya Allah berikanlah kami kebahagiaan dunia, dan berikan juga pada kami kebahagiaan akhirat. Amiin.
Heniputra
Kutuliskan apa yang ingin kutulis
Happy learning and sharing withmi
Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
Kalau ku hidup suci tidak turut dunia
Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
Aku dapat lirik itu saat nonton acara rohani di salah satu TV swasta. Aku tidak tahu apakah Kristen atau Katholik … sampai sekarang aku
juga nggak bisa membedakannya. Lagi pula lagu itu diputra eh diputra mentang-mentang namanya heniputra … maksudnya diputar waktu acara habis. Lagunya asyik, di tambah lagi ada pesan moral yang bisa direnungkan. Ku tahu Tuhan pasti buka jalan kalau kuhidup suci tidak turut dunia.
Walau begitu saya tidak akan bermanis mulut dengan mengatakan semua agama itu benar. Sama sekali tidak. Bukan berarti ini anti toleransi, coba bayangkanlah jika semua agama benar, tapi bisakah?. Jika muncul pertanyaan “terus mengapa di dalam Al-Qur’an itu dijelaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama” … ya karena memang tak ada paksaan dalam beragama titik, sekarang koma “artinya beragama itu pilihan, dan pilihan itu akan dimintai pertanggungjawaban titik lagi. Bagimu agamamu, bagiku agamaku, kita tetap menjalin hubungan baik, meski sesungguhnya aku mencintaimu dan tak ingin kamu terluka, apalagi terluka karena panasnya neraka.
Kembali ke lirik lagu, lagu itu mengingatkan aku akan pesan Nabi tentang dunia yaitu ketika beliau berjalan-jalan bersama para sahabatnya dan di tengah jalan mereka melihat bangkai seekor anak kambing yang memiliki telinga kecil, pokoknya beda dengan telinga-telinga kambing pada umumnya, apalagi dengan telingaku, wuihhh jelas keren kuping akulah. Ditambah lagi di pinggir atas daun telingaku itu ada titik lubang yang menurut isyarat menandakan orang cerdas, halaaah.
Lalu Nabi berkata pada para sahabatnya: “Siapakah diantara kalian yang suka membeli bangkai ini dengan sedirham?” Mereka serentak menjawab: “Kami tidak menyukainya, untuk apa bangkai itu?”, mendengar jawaban demikian beliau bertanya lagi: “Sukakah kalian seandainya bangkai ini diberikan kepada kalian?” Mereka menjawab: “Demi Allah, seandainya masih hidup binatang itupun cacat, yakni kecil telinganya, apalagi ia sudah menjadi bangkai”.
Beliaupun lalu berkata: “Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah melebihi hinanya bangkai ini dalam pandanganmu”. (HR. Muslim).
Allah berkata: “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut: 64)
Nampaklah, betapa kecil nilai dunia ini dibandingkan dengan nilai akhirat. Soooo … jalan mana yang hendak kamu tempuh? Kesucian atau sebaliknya.
Ya Allah berikanlah kami kebahagiaan dunia, dan berikan juga pada kami kebahagiaan akhirat. Amiin.
Heniputra
Kutuliskan apa yang ingin kutulis
Happy learning and sharing withmi