Pernah dicintai?. Aku ingin mengawali corat-coret diblog ini dengan sebuah pertanyaan untukmu. Yaps aku ingin bertanya sama kamu.. Andai suatu saat nanti ada seseorang yang mencintai kamu dan menyatakan rasa itu dengan sepenuh hati padamu. Tapi ada satu permasalahan yaitu seseorang itu bukanlah orang yang kamu damba selama ini, bahkan kamu sama sekali tidak ada ketertarikan padanya? Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya? Dugaanku 99% kamu akan menolaknya.
Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana perasaan orang yang kamu tolak tadi? Sakit hati, kecewa, sedih karena cinta tak berbalas? Dugaanku 99% dia akan sakit hati, walau kadar seseorang berbeda-beda tetapi rasa itu ada.
Menurutku apapun alasannya, penolakan adalah penyia-nyiaan cinta. Dan harus kamu tahu, itu memang hak. Orang boleh mencintai siapa saja, dan orang juga boleh menerima ataupun menolak siapa saja. Its Ok.
Sekarang kondisi kita rubah. Kamu mencintai seseorang yang selama ini selalu menghantui malam-malammu. Selalu hadir di kepalamu walaupun kamu tak mau. Wajahnya begitu jelas di pelupuk matamu, suaranya sering terdengar meskipun sepi. Senyumnya selalu menusuk jantungmu. Suatu saat kamu memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa itu. Tibalah hari yang menentukan. Dengan lembut kamu ungkapkan segala rasa dalam hatimu dengan tulus dan syahdu. Selesai kamu mengunakpakan rasa itu, pujaan hatimu memberi balasan dengan singkat, maaf “aku tak bisa mencintaimu”. Apa rasa yang kamu rasakan? Sakit hati, kecewa, sedih karena cinta tak berbalas? Dugaanku 99% kamu akan sakit hati, walau kadar seseorang berbeda-beda tetapi rasa itu ada.
Dari andai-andai diatas ingin kukatakan padamu, bahwa mencintai manusia memungkinkan rasa kecewa di dada walau tidak selamanya, tetapi peluang itu ada, dan kenyataannya peluang itu bukan hanya peluang dalam dataran teori semata, rasa kecewa itu benar-benar ada bukan sekedar logika. Menurut Bre dalam syairnya setengah mati disenandungkan:
Harga yang harus kubayar terlalu tinggi terlalu mahal, hanya untuk sebuah percintaan hidupku hancur aku merana. Aku mati tak mau hiduppun tak mampu mengapa begini. Aku patah hati, sakit hati sakitnya setengah mati, aku jadi gila karena sebuah cinta rasanya hanya ingin mati, saja. Sakit yang harus kurasa terlalu perih, terlalu pedih, semakin kucoba tuk bertahan semakin luka semakin aku gila. Ini menurut Bre, Ok … lupakan patah hati, kecewa ataupun sakit hati.
Tahukah kamu, bahwa ada cinta yang pasti berbalas sempurna? Cinta yang keberadaannya akan menerbitkan bahagia walau cinta tak ada. Cinta yang mampu mengikis segala rasa kecewa dan segala rasa gundah gulana ketika tidak ada balasan cinta, dan cinta itu akan terbalas begitu sempurnanya, cinta yang menganggap bahwa cinta itu wajar adanya dan bukan sesuatu yang istimewa. Karena keistimewaan itu sudah ada padaNya. Cinta yang dengan cintaNya kamu akan menemukan cinta yang sebenarnya. Cinta yang akan menerbangkan kamu ke langit.
Maka cintailah Dia, dengan sepenuh pengaungan kepadaNya. Dan harus slalu kau tahu dia tidak pernah mengingkari janjiNya, dia akan membalas cinta itu dengan lebih dari sempurna. Pada hari yang mencemaskan dia akan datang. Bahkan di saat tidak ada naungan selain naunganNya, dia bertanya: “Dimana orang-orang yang dulu saling mencintai karena keagunganKu?”
Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana perasaan orang yang kamu tolak tadi? Sakit hati, kecewa, sedih karena cinta tak berbalas? Dugaanku 99% dia akan sakit hati, walau kadar seseorang berbeda-beda tetapi rasa itu ada.
Menurutku apapun alasannya, penolakan adalah penyia-nyiaan cinta. Dan harus kamu tahu, itu memang hak. Orang boleh mencintai siapa saja, dan orang juga boleh menerima ataupun menolak siapa saja. Its Ok.
Sekarang kondisi kita rubah. Kamu mencintai seseorang yang selama ini selalu menghantui malam-malammu. Selalu hadir di kepalamu walaupun kamu tak mau. Wajahnya begitu jelas di pelupuk matamu, suaranya sering terdengar meskipun sepi. Senyumnya selalu menusuk jantungmu. Suatu saat kamu memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa itu. Tibalah hari yang menentukan. Dengan lembut kamu ungkapkan segala rasa dalam hatimu dengan tulus dan syahdu. Selesai kamu mengunakpakan rasa itu, pujaan hatimu memberi balasan dengan singkat, maaf “aku tak bisa mencintaimu”. Apa rasa yang kamu rasakan? Sakit hati, kecewa, sedih karena cinta tak berbalas? Dugaanku 99% kamu akan sakit hati, walau kadar seseorang berbeda-beda tetapi rasa itu ada.
Dari andai-andai diatas ingin kukatakan padamu, bahwa mencintai manusia memungkinkan rasa kecewa di dada walau tidak selamanya, tetapi peluang itu ada, dan kenyataannya peluang itu bukan hanya peluang dalam dataran teori semata, rasa kecewa itu benar-benar ada bukan sekedar logika. Menurut Bre dalam syairnya setengah mati disenandungkan:
Harga yang harus kubayar terlalu tinggi terlalu mahal, hanya untuk sebuah percintaan hidupku hancur aku merana. Aku mati tak mau hiduppun tak mampu mengapa begini. Aku patah hati, sakit hati sakitnya setengah mati, aku jadi gila karena sebuah cinta rasanya hanya ingin mati, saja. Sakit yang harus kurasa terlalu perih, terlalu pedih, semakin kucoba tuk bertahan semakin luka semakin aku gila. Ini menurut Bre, Ok … lupakan patah hati, kecewa ataupun sakit hati.
Tahukah kamu, bahwa ada cinta yang pasti berbalas sempurna? Cinta yang keberadaannya akan menerbitkan bahagia walau cinta tak ada. Cinta yang mampu mengikis segala rasa kecewa dan segala rasa gundah gulana ketika tidak ada balasan cinta, dan cinta itu akan terbalas begitu sempurnanya, cinta yang menganggap bahwa cinta itu wajar adanya dan bukan sesuatu yang istimewa. Karena keistimewaan itu sudah ada padaNya. Cinta yang dengan cintaNya kamu akan menemukan cinta yang sebenarnya. Cinta yang akan menerbangkan kamu ke langit.
Maka cintailah Dia, dengan sepenuh pengaungan kepadaNya. Dan harus slalu kau tahu dia tidak pernah mengingkari janjiNya, dia akan membalas cinta itu dengan lebih dari sempurna. Pada hari yang mencemaskan dia akan datang. Bahkan di saat tidak ada naungan selain naunganNya, dia bertanya: “Dimana orang-orang yang dulu saling mencintai karena keagunganKu?”